Asal Usul dan Alasan mengapa Gunung Salak dianggap Angker -
GUNUNG Salak,
lokasi jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet-100, dikenal sebagai tempat penuh
mitos,
misteri, dan
legenda. Apa yang menyebabkan tujuan
wisata alam ini dianggap demikian?
Gunung Salak
Bagi masyarakat Sunda yang tinggal di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Gunung Salak memiliki makna tersendiri. Gunung yg terkenal angker ini diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai tempat bersemayam dan turunnya para batara atau dewa dari kahyangan. Untuk itu, masyarakat Sunda klasik sering menyebut gunung ini sebagai kabuyutan. Peran gunung sebagai kabuyut dapat dilihat dari cerita-cerita rakyat dan tuturan para pini sepuh.
Oleh masyarakat adat yang tinggal di Desa Giri Jaya, Gunung Salak merupakan kawasan yang penting karena menjadi asal usul daerah dan kehidupan mereka. Gunung Salak juga menyimpan banyak misteri kehidupan, di mana masyarakat meyakini bahwa siapa saja yang dapat menemukan atau mengerti rahasia di dalamnya akan menjadi manusia arif.
Pendapat mereka didasarkan atas tafsiran mengenai asal kata "
Salak" yang menjadi nama gunung ini. Menurut masyarakat setempat, nama "
Salak" berasal dari "
Siloka" dan "
Salaka" yang berarti "simbol atau tanda dan juga
asal-usul".
Masyarakat adat ini setiap tahunnya sering menggelar acara-acara seremonial tradisi, seperti seren taun, muludan, dan lain-lain. Ritual digelar di Gunung Salak karena gunung ini sangat dihormat oleh masyarakat setempat.
Gunung Salak juga dikenal sebagai destinasi wisata pendakian oleh para
wisatawan pencinta alam.
Gunung ini memang tidak setinggi
Gunung Gede-Pangrango yang juga ada di
Jawa Barat. Namun karena mitos dan keangkerannya, gunung ini menjadi sulit untuk didaki.
Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur, yakni jalur Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Wana Wisata Curug Pilung, Cimelati, Pasir Rengit, dan Ciawi. Belum lagi jalur-jalur tidak resmi yang dibuka para pendaki ataupun masyarakat sekitar.
Banyaknya jalur menuju puncak
Gunung Salak dan saling bersimpangan tentu membingungkan para pendaki.
Banyak di antaranya yang kemudian tersasar dan menghilang.
Banyak jalur pendakian, maka banyak pula mitos atau kisah yang menyelimuti
Gunung Salak. Selain itu, kawasan ini juga dianggap suci oleh masyarakat Sunda wiwitan karena dianggap sebagai tempat terakhir kemunculan
Prabu Siliwangi.
Banyak pendaki mengaku mendengar gamelan atau melihat penampakan saat mendaki Gunung Salak. Karena itu, disarankan untuk tidak mengucapkan
kata-kata kotor atau
kasar selama perjalanan untuk menghindari gangguan
mahluk halus yang menjadi penunggu, menurut kepercayaan penduduk setempat.
Tidak sedikit pendaki yang ditemukan
tewas di Gunung Salak, termasuk beberapa
pesawat lain sebelum
Sukhoi Superjet-100. Mungkin inilah
alasan yang membuat suasana Gunung Salak terasa
angker.
Sekian ya, Jangan lupa untuk Lihat artikel lainnya di zona-berita ^_^