Sumatera Selatan terkenal dengan
Sungai Musi dan beberapa sungai lain dan danau. Keberadaan listrik merupakan hal yang sangat essensial bagi kehidupan manusia karena hampir semua kegiatan manusia tidak terlepas dari kebutuhan terhadap listrik mulai dari kalangan perumahan biasa sampai kepada kalangan perindustrian, kebutuhan yang besar tehadap listrik inilah kemudian melahirkan Industri pembangkitan listrik.
Dalam PLTA,
potensi tenaga air dikonversikan menjadi tenaga listrik. Mulamula potensi tenaga air dikonversikan menjadi tenaga mekanik dalam turbin air. Kemudian turbin air memutar generator yang membangkitkan tenaga listrik. Gambar berikut menggambarkan secara skematis bagaimana potensi tenaga air, yaitu sejumlah air yang terletak pada ketinggian tertentu diubah menjadi tenaga mekanik dalam turbin air.
Gambar 1. Proses Konversi Energi dalam Pusat Listrik Tenaga Air
Daya yang dibangkitkan generator yang diputar oleh turbin air adalah:
P = k.μ.H.q [kW]
Keterangan:
P = daya [kW]
H = tinggi terjun air [meter]
q = debit air [m3/detik]
μ = efisiensi turbin bersama generator
k = konstanta.
Potensi tenaga air didapat pada sungai yang mengalir di daerah pegunungan. Untuk dapat memanfaatkan potensi tenaga air dari sungai ini, maka kita perlu membendung sungai tersebut dan airnya disalurkan ke bangunan air PLTA seperti ditunjukkan oleh Gambar 2. Ditinjau dari caranya membendung air, PLTA dapat dibagi menjadi dua kategori:
a. PLTA run off river
b. PLTA dengan kolam tando (reservoir)
Gambar 3. Prinsip Kerja PLTA Run Off River
Gambar 4. Potongan memanjang pipa pesat PLTA Sutami (PLTA dengan kolam tando reservoir)
Pada PLTA run off river, air sungai dialihkan dengan menggunakan dam yang dibangun memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangunan air PLTA seperti pada Gambar 3 PLTA dengan kolam tando (reservoir), aliran sungai dibendung dengan bendungan besar agar terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air dari kolam tando dialirkan ke bangunan air PLTA seperti Gambar 3. Dengan adanya penimbunan air terlebih dahulu dalam kolam tando, maka pada musin hujan di mana debit air sungai besarnya melebihi kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA, air dapat ditampung dalam kolam tando. Pada musim kemarau di mana debit air sungai lebih kecil dari pada kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA, selisih kekurangan air ini dapat di atasi dengan mengambil air dari timbunan air yang ada dalam kolam tando.
Inilah keuntungan penggunaan kolam tando pada PLTA. Hal ini tidak dapat dilakukan pada PLTA run off river. PLTA run off river, daya yang dapat dibangkitkan tergantung pada debit air sungai. Tetapi PLTA run off river biaya pembangunannya lebih murah dari pada PLTA dengan kolam tando (reservoir), karena kolam tando memerlukan bendungan yang besar dan juga memerlukan daerah genangan yang luas. Jika ada sungai yang mengalir keluar dari sebuah danau, maka dapat dibangun PLTA dengan menggunakan danau tersebut sebagai kolam tando.
Profil Penulis
Nama : Taufik Akbar
Nim : 09141007
Asal Sekolah : Universitas Binadarma
No. Peserta : 87
No. Tlp : 081294453113